Air Mata Rasulullah

Hari ini 5hb Februari 2012 bersamaan 12 Rabiul Awal 1433H adalah merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Alkisahnya, ada satu cerita tentang kisah di zaman Nabi untuk dihayati dan sebagai panduan kita bersama sempena dengan sambutan Maulidur Rasul ini. Menarik kisahnya ni...Jemput baca semua..

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahu lah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat menanti rohmu."

"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
 

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja , kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Roh Rasulullah di tarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasululah mengaduh. Fatimah terpejam. Ali yang di sampingnya menundukkan semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatnya, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli'ala Muhammad wa baarik wa sallim'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Semoga kisah ini dapat menimbulkan kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasulnya seperti Allah dan rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin....

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangi mu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihimu.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
♥ Copyright © 2012 reserved to Kisah_Kami. Template Edited by Cik Rose Cute